Doa Qunut Shalat Tarawih dan Witir
Ibn Taimiyah -rahimahullah- berkata dalam suatu uraian panjang tentang hal-hal dalam ibadah yang mungkin tersamarkan dari sisi ketutamaan yang diperselisihkan di kalangan ulama:
"Adapun qunut Witir, di kalangan ulama terdapat 3 pendapat:
- tidak disunahkan sama sekali karena tidak sah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau membaca qunut di shalat Witir
- disunahkan sepanjang tahun sebagaimana dikutip dari Ibn Mas'ud dan beberapa orang sahabat lainnya, juga di dalam "as-Sunan" bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan al-Hasan bin Ali doa untuk dibaca pada qunut shalat Witir
- dilakukan di di paruh kedua dari bulan Ramadan sebagaimana dulu dilakukan oleh Ubay bin Ka'ab.
Hakikat dari perkara ini adalah bahwa qunut Witir tergolong ke dalam doa yang diperbolehkan di dalam shalat. Siapa yang menghendakinya dibenarkan untuk melakukannya. Sebaliknya, siapa yang tidak menghendakinya boleh meninggalkannya, sebagaimana seorang diperbolehkan menunaikan shalat Witir sebanyak 3 rakaat, 5 rakaat, atau 7 rakaat, sebagaimana juga diperbolehkan jika melaksanakan shalat Witir sebanyak 3 rakaat, antara memisahkannya dengan salam atau menyambung seluruhnya dengan 1 kali salam.
Demikian pula diberikan pilihan dalam doa qunut Witir; jika menghendaki atau tidaknya antara melakukan atau meninggalkannya.
Apabila seorang mengimami shalat Tarawih di bulan Ramadan, jika ia membaca qunut di sepanjang bulan Ramadan maka ia telah berbuat kebajikan. Apabila ia membacanya di paruh kedua dari bulan Ramadan, ia juga telah melakukan kebaikan. Jika ia sama sekali tidak melakukannya pun ia telah berbuat kebaikan."
Majmu' Fatawa, jilid 22, hlm. 271. Pendapat beliau ini juga dikutipkan oleh Ibn Muflih dalam al-Furu', jilid 2, hlm. 362.